Karena kami harus kumpul di Muara Angke jam 6 pagi jadi kami memutuskan untuk menginap di Hotel dekat Muara Angke yang murah. Akhirnya kami Booking Hotel Mutiara di daerah Glodok yang sebenarnya nggak deket-deket banget ke Muara Angke juga sih yang satu kamarnya 180 ribuan. Hotelnya ternyata agak kurang nyaman, dari kebersihan dan lingkungannya. Tapi ya sudahlah toh kami cuma semalam dan numpang tidur sampe subuh aja hehehe. Untung saya membawa pashmina sebagai alas tidur saya di kasur yang rasanya lembab itu. Pashmina, sarung, kain bali, dan sejenisnya sangat berguna jiga kita berpergian, bisa dipakai bila ada yang darurat seperti ini sebagai alas tidur atau selimut.
kamar Hotel Mutiara |
Kamar mandi Hotel Mutiara |
Subuh jam 5 kami langsung pergi ke Muara Angke. Sampe di Muara Angke harusnya kita di dampingin sama orang dari travel agent nya. Tapi setelah ditelepon katanya dia bakal naik ke kapal yang jam berikutnya, jadi kami disuruh masuk ke kapal duluan. Ternyata sewaktu kami masih menunggu kapal berangkat, ada info kalau para penumpang harus memegang karcis kapalnya. Akhirnya setelah menelepon travel agent nya kami mengambil karcis di sebuah loket dengan hanya menyebutkan nama travel agent nya.
Setelah waktu menunjukkan jam 7 kapal pun berangkat. Perjalanannya cukup melelahkan karena dengan kapal feri kayu ini jarak tempuh ke Pulau Tidung sekitar 2,5 - 3 jam, berbeda dengan menggunakan kapal cepat dari Marina Ancol dengan jarak tempuh sekitar 1 jam. Sesampainya di Pulau Tidung kami agak sedikit bingung karena kita tidak ada yang menjemput di dermaga. Sedangkan grup travel agent yang lain sudah dengan pemandu dari travel agentnya masing-masing. Sewaktu saya mau menelepon travel agent-nya ternyata sinyal HP saya tidak ada, lalu akhirnya kami bertanya di mana tempat travel agent kami berada ke orang yang kami anggap dia orang dari pulau Tidung. Akhirnya kami menemukannya juga, dan ternyata menurut orang travelnya kami itu sudah ada yang jemput di dermaga dan nomor telepon saya yang kebetulan menjadi nomor 'contact person' grup saya tidak bisa dihubungin karena memang sinyal di HP saya tidak ada. Di Tidung sinyal HP yang ada adalah Telkomsel dan Indosat.
pemandangan ilalang |
foto jalan sepanjang Jembatan Cinta |
air laut yang jernih |
foto pada saat snorkeling :D |
Dan untuk pantainya tidak seperti yang saya harapkan. saya mengharapkan seperti pantai indah di Bali :D. Setelah langit mulai gelap, kami kembali ke penginapan utnuk persiapan barbeque. Kami menyatap dengan lahapnya karena lapar kecapean juga. Setelah makan kami meminta pemandu wisata untuk mengantar kami jalan-jalan malam. Pergilah kami dengan sepeda ke daerah jembatan cinta yang menjadi icon Pulau Tidung. Agak pegal juga kaki kami karena bersepeda terus dari tadi sore. Di Jembatan Cinta kami duduk-duduk melihat pemandangan malamnya. di sana ramai dengan adanya acara dangdutan. Tidak lama kami duduk-duduk karena angin sudah kencang, akhirnya kami kembali ke penginapan untuk istirahat.
Subuh sekitar jam 5 kami sudah bangun dan pergi lagi tanpa mandi dulu untuk ke Jembatan Cinta melihat Sunrise. Di sana kami melihat sunrise, berfoto, dan ke Pulau Tidung kecil yang dihubungkan oleh jembatan cinta. Di Pulau Tidung kecil juga ada pantai kecil yang kami datangi. berfoto-foto di sana dan akhirnya kami kembali ke penginapan utnuk sarapan dulu dan kembali lagi ke Jembatan Cinta untuk bermain Water Sport.
Karena kami capek untuk kembali lagi pakai sepeda akhirnya kami menyewa Bentor alias becak motor seharga 15rb 1 bentor pulang pergi. Permainan pertama kami bermain Banana boat, Seru dan menegangkan. lalu di lanjut Water Sofa, namun untuk yang ini saya tidak ikut karena permainan ini maksimal untuk ber 3 orang hehehe (padahal sebenernya takut aja :D ). Lalu teman saya mencoba untuk terjun dari atas jembatan Cinta yang merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh banyak turis.
Nggak kerasa waktu udah siang, kami buru-buru kembali ke penginapan untuk mandi dan siap-siap pulang. ternyata kami selesai mandi dan packing sudah jam 12 jadi kita langsung diburu-buru untuk ke kapal yang akan mengangkut kami kembali ke Muara Angke.
Kapal yang sekarang, kami kedapat duduk di bagian bawah yang sudah agak sesak. berbeda dengan kapal pada saat kami pergi ke Tidung kapalnya masih agak lengang dan kami kebagian duduk di bagian atas yang lebih bisa mendapatkan udara segar laut. Mungkin kapal pada saat pulang ini lebih penuh karena gabungan dari turis yang sudah dari hari jumat pergi ke Tidungnya. Sekitar 2,5 jam perjalanan sampai juga di Muara Angke dengan selamat dan tanpa mabok laut. Dan kami pun menuju tempat tinggal masing-masing, saya ke kosan dan 3 teman saya ke Bandung. Yang seru dari Pulau Tidung ini adalah bisa bersepeda keliling pulau dan menikmati kejernihan air lautnya.